Aku lahir di sebuah kota kecil di pesisir jawa 29 tahun silam, tepatnya di sebuah desa diselatan Pati. Aku tiga bersaudara, anak pertama dari keluarga yang sederhana. Ayahku seorang guru di sekolah menengah pertama dan Ibuku seorang ibu rumah tangga. Jika musim penghujan tiba, kesibukan kedua orang tuaku bertambah dengan menanam padi di sawah peninggalan leluhur.
Semasa kecilku kuhabiskan bermain dan belajar di sebuah sekolah madrasah yang ada di desaku. Kenangan yang tak pernah ku lupakan waktu bermain bola dilapangan belakang sekolah dengan temen2ku, tidak kenal waktu dan lebih suka jika lapangan becek di musim penghujan. Aku mengenal huruf hijaiyah waktu belajar mengaji di sebuah "langgar" berjarak 100 m dari rumah. di tempat itulah sering ku habiskan malam dengan temen2 kecilku. Waktu itu bangunan kecil itu masih berbentuk panggung terbuat dari kayu tetapi sekarang sudah menjadi bangunan permanen.
Setelah lulus Madrasah Tsanawiyah aku mencoba peruntukan untuk melanjutkan menimba ilmu di sekolah favorit yang ada di Kota Pati. Akhirnya aku diterima menimba ilmu di SMU Negeri I Pati, aku merasa minder waktu tahun pertama disana dan merasa kesulitan menyesuaikan diri. Tak terasa 3 tahun dilalui dengan lebih banyak sukanya ketimbang duka, terutama dengan kegiatan kemah bakti yang diadakan di sebuah desa di Sukolilo. Selama aku menimba ilmu di Pati, aku tinggal dengan keluarga yang sangat baik dan menganggap aku seperti anaknya sendiri. Kala itu aku tinggal sekamar dengan kawan yang juga sekolah pada sekolah yang sama. Jarak yang lumayan jauh kita tempuh tiap hari dengan berjalan kaki menyusuri jalan, melewati sungai. Jika air sungai meluap waktu musim penghujan tiba, kita mencari jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh. Itu kulakukan selama 2 tahun, di tahun ketiga aku membawa sepeda buntut kakekku dari kampung. Hal ini ku lakukan karena aku harus pulang sekolah sampai sore dengan adanya tambahan pelajaran, tak jarang saya sempatkan pulang dulu sebelum jam tambahan pelajaran.
Sewaktu kelas tiga itulah aku mulai berpikir kedepan harus apa, dan menjadi apa. Sebenarnya aku pinginnya kuliah di teknik sipil tapi berpikir mengenai biaya aku mencari pendidikan kedinasan yang akan meringankan beben kedua orang tuaku. Ada tawaran PMDK dari beberapa Universitas Negeri tapi aku tidak mau mengambil, dengan alasan yang sama. Setelah lulus aku coba mengikuti tes pada beberapa perguruan tinggi kedinasan yang ada selain juga mengikuti UMPTN. Hasil pertama yang keluar dari tes yang aku ikuti yaitu dari STAN, jurusan Akuntansi.
Mulai tahun 1998 sehabis kesusuhan Mei aku hidup di Jakarta untuk 3 tahun ke depan.
Aku lulus STAN tahun 2001 dan di tempatkan pada Instansi Ditjen Anggaran (DJPBN sekarang) aku magang kurang lebih 1 tahun pada kantor pusat sebelum SK Penempatan pertama keluar di akhir Desember selepas lebaran yaitu KPKN Tanjung Panndan. SK yang sebagian kawan2 menakutkan karena akan ditempatkan di kota kecil diluar jawa.
Tanjung Pandan, 24 Desember 2002
Ku injakkan kaki ku pertama kali di tanah belitong, di waktu malam natal pada sebuah pulau nan jauh dari jakarta. kutempuh perjalanan dengan kapal ASDP selama kurang lebih 12 jam dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Waktu itu sebenarnya ada penerbangan kesana, tetapi masih 2 kali seminggu. Karena tidak dapat tempat dan harus melapor di tempat yang baru, maka aku bersama kawanku kuputuskan naik kapal saja. Itulah pengalaman pertamaku naik kapal melewati lautan yang berjarak bermil2. setibanya disana aku dan kawanku sudah disambut oleh calon kawan2ku di tempat kerja yang baru. jarak dari pelabuhan ke kota ditempuh kurang lebih satu jam. sampai di kota ternyata lampu PLN padam terkena giliran, aku dan rombongan menuju rumah makan padang yang masih buka karena waktu itu jam menunjukkan pukul 11 malam. setelah dari sana kita keliling kota sebentar sebelum kita menuju penginapan.
seminggu pertama aku dan kawanku tinggal penginapan karena belum me

ndapatkan tempat kost yang cocok dan sebelum tahun baru akhirnya aku dapat kost cuma satu kamar yang akan kita isi berdua. letaknya tidak jauh dari kantor sekitar 100 m sehingga dapat ditempuh dengan jalan kaki.
Aku disana melanjutkan pendidikan sarjanaku di Universitas Terbuka, karena tidak ada universitas di kota tersebut. setiap libur kerja, aku dan kawan2ku sering ke pantai dan makan2 seafood dengan cah kangkungnya. tak jarang juga kita mancing ikan sendiri di laut lepas.
Selama kerja di KPPN Tanjung Pandan, sudah banyak kawan yang berganti (mutasi). volume kerja yang tidak terlalu banyak, sering dimanfaatkan oleh kawan2 dengan berbagai macam kegiatan (olahraga). Aku juga mengisi waktu sore dengan membagi ilmu ke anak2 sebuah SMK swasta disana. di tempat itulah aku menambah kawan dan wawasan.
Di sanalah aku mengenal seorang perempuan, wanita jawa yang kemudian hari menjadi istriku. perempuan itu datang setelah hubunganku dengan seorang perempuan kawan sekolahku dulu kandas di tengah jalan.
Wedi, Klaten 14 Januari 2007
Aku mengucapkan ijab qobul, tanda aku resmi mengikat wanita yang sering dipanggil "heny". hubungan perkenalan yang tidak berlangsung lama berujung ke pelaminan. suasana pesta perkawinan dala
.jpg)
m suasana masih berkabung dampak gempa jogja yang menimpa tahun yang lalu. setelah dari klaten dilanjutkan di Pati dengan acara ngundoh mantu sebelum minggu berikutnya kita kembali ke Belitong. Di awal2 perkawinan sering banyak cobaan. Alhamdulillah dengan berjalannnya waktu dapat teratasi. sudah tiga bulan perkawinan kawin belum ada tanda2 buah hati akan lahir, istri sudah merasa tertekan. Aku selalu menghibur dengan selalu mengucapkan kata "sabar, mungkin belum waktunya".
Akhir April aku mutasi ke Jakarta, dan kubawalah istriku ikut serta. mungkin di tempat baru kami akan dimudahkan mendapat momongan.
selama seminggu pertama di Jakarta, kami tinggal bersama Saudara dari istri. sambil mencari kontrakkan sekitar tempat Saudara. akhirnya aku mendapatkan kontrakan rumah petak yang cukup untuk kita tinggali berdua. Alhamdulillah di rumah yang baru itu kami mendapatkan kabar kembira, istriku positif hamil.
Mei 2007
Aku mulai bekerja ditempat baru dengan tupoksi yang berbeda dengan yang lama. Di Direktorat Dana Perimbangan, DJPK aku akan mengabdi ke depan. aku bersyukur banget bisa pindah ketempat yang baru. tempatku kerja yang baru ini tidak memiliki instansi daerah, semoga bisa menetap di Jakarta. Aku juga putuskan untuk membeli rumah, dengan alasan kontrakan tiap tahun naik. di awal tahun 2008 aku melakukan akad perjanjian pembelian rumah dengan bantuan pinjaman dari salah satu bank. di tahun yang sama kami mendapatkan berkah dengan lahirnya putra kami pertama yang kami beri nama "ASLAM SHOFI MUHAMMAD SYADZILI". sekarang kami tinggal di rumah kami di perumahan Karya Indah Village II Blok N Nomor 20.
Jakarta, 7 Januari 2010