Kamis, 07 Oktober 2010

Sampit yang sudah berubah


Itulah orang sampit menyebut kotanya. Kota Ibukota dari Kab. Kotawaringin timur ini sekarang sudah kembali semarak lagi dengan aktivitas perdagangannya, karena letaknya yang ditepi sungai dan mudah oleh kapal2 yang berasal dari jawa. peristiwa kerusuhan sara yang terjadi 18 tahun silam masih teringat dalam benak orang sampit begitu saya tanya mengenai kerusuhan itu yang membuat kota sampit menjadi kota mati dan kembali 10 tahun yang lalu. Kota dengan bandara A Hasan ini merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Tengah setelah palangkaraya dan bahkan lebih rame dalam hal perdagangan.
Kami berkunjung ke Sampit dalam rangka tugas selama 4 hari tetapi cuma terlaksana 3 hari karena terkendala penundangan keberangkatan. Maskapai yang akan kami tumpangi mengalami kerusakan teknis sehingga tidak memungkinkan terbang dan mengganti dengan pesawat lain. sebelumnya kami juga sudah diusahakan untuk terbang dengan maskapai lain ke palangkaraya tetapi hampir sampai magrib kami tidak mendapatkan tempat untuk terbang. sehingga kami putuskan untuk terbang keesokan harinya setelah sempat debat dengan petugas maskapai.
Akhirnya pesawat yang membawaku ke sampit jadi terbang dan mendarat dengan selamat di Bandara H. Asan Sampit, kami telah dijemput dari pihak hotel dan langsung menuju salah satu hotel berbintang dua yang ada sana dan di idolakan oleh warga sampit karena namanya hotel idola. walaupun di kota nggak terlalu besar tetapi sudah lumayan bagus fasilitas hotelnya dengan wifi yang terpasang di setiap kamar. Malam di Sampit kami sempatkan makan malam di sekitar hotel, dengan menyantap nasi goreng yang dijajakan oleh saudara kami dari jawa juga yaitu lamongan.
Keesukan harinya kami melaksanakan tugas dan alhamdulillah bisa ketemu orang2 yang ingin kami temui, acara selesai hampir menjelang sholat jum'at dan kami makan siang dulu sebelum melaksanakan sholat jum'at di masjid agung kota sampit. sore harinya kami jalan2 mengelilingi kota sampit, melihat suasana kota. tidak memakan waktu yang lama karena kotanya yang tidak terlalu besar dan kami akhiri jalan2 sorenya dengan makan malam sebelum kembali ke hotel. kami masih menunggu penerbangan keesokan harinya, karena pesawat sampit - jakarta cuma sekali dalam sehari. kami mengunjungi pasar sampit dan pelabuhannya yang sangat ramai dengan aktivitas perdagangannya. semoga kehidupan lebih baik lagi dan tidak terjadi kerusuhan sehingga kota sampit bisa lebih maju dan ramai dari sekarang.... amiin

Lebaran 1431 H


Lebaran tahun ini begitu bermakna, Aslam sudah tahu mudik dan akan ke rumah mbah begitu katanya kalo ditanya. Lebaran kali ini aku sempatkan cuti 1 minggu sehingga total libur lebaran kali ini jika ditambah cuti bersama bisa 2 minggu di kampung halaman dan akan meninggalkan kota Jakarta tempat aktivitasku setiap hari. Lebaran kali ini akan terasa capek, mungkin iya karena harus menempuh perjalanan panjang yang sudah saya skedulkan jauh2 hari. perjalanan akan dimulai dengan kereta api menuju rumah mbaknya klaten trus ketempat mbah Pati dengan travel dan akan kembali ke Jakarta dengan bus.
Seminggu sebelum lebaran sudah direpotkan dengan cari oleh2 yang akan di bawa mudik dan beres2 barang apa yang akan di bawa. Aslam, anakku yang sudah berumur 2,5 tahun sudah merengek2 pingin naik kereta api dan berangkat dari rumah dengan taxi. Menjelang hari keberangkatan, kami beres2 rumah dengan harapan kalo kembali nanti sudah bersih dan tidak berantakan. Setelah makan sahur, taxi langganan yang sudah kami pesen semalam sudah datang. saatnya kami berangkat meninggalkan rumah tercinta diiringi gerimis hujan. Kami sampai di Stasiun Gambir terlalu pagi karena jalannya ternyata tidak terlalu macet, mungkin sudah banyak yang pulang mudik atau anak sekolah sudah libur. Ternyata keretanya terlambat hampir 1 jam, wah bisa agak sore nih sampainya, kataku.
Di Kereta api Arga Dwipangga, Aslam seneng banget tidak seperti waktu masih kecil yang sering rewel sehingga perlu di gendong jalan2 di dalam gerbong kereta. Selama perjalanan si kecil menyanyi terus, hampir semua lagu yang dia hafal dinyanyikan. menjelang siang dia tertidur pulas sekali dan bangun hampir menjelang sore hari. hujan tidak berhenti, hampir sepanjang perjalanan hujan terus, bahkan sesampainya di stasiun Klaten masih hujan. terpaksa dengan memakai jas hujan kami menaiki sepeda motor menuju rumah mbah klaten, sesampainya kami sudah disambut keluarga tercinta.
Selama di Klaten, Aslam menemukan dunianya dengan bermain dengan kawan2 barunya, main setiap hari di luar rumah tidak seperti waktu di Jakarta. Menjelang takbiran, hujan mengguyur klaten terutama daerah wedi. Bisa - bisa tidak bisa melihat takbir keliling nih, pikiranku. ternyata hujan sudah agak reda tetapi aslam sudah tidur, jadilah menikmati malam takbiran di rumah bersama keluarga. Pagi harinya, kami sekeluarga bersiap2 untuk melaksanakan sholat id di lapangan birit. Aslam antusias sekali dengan pakaian barunya, apalagi banyak pedagang mainan di tempat sholat iednya.
Setelah menjalankan sholat ied, kami sungkumen di rumah sebelum melakukan silaturahmi ke rumah saudara terdekat. hari ke-2, kami mengikuti acara halal bihalal keluarga besar yang dilaksanakan tak jauh dari rumah. Pada hari ke-4, kami ditemanin mbah klaten menuju ke rumah mbah pati dengan menaiki trevel. perjalanan ke Pati, kami tempuh selama hampir 6 jam. sesampainya di rumah mbah pati, hampir seluruh keluarga besar sudah berkumpul dan menantikan kedatangan kami. itu wajar sekali karena mereka pingin ketemu dan kangen sama si kecil. mbah putri klaten terlihat kecapaian, kami istirahat dulu sebelum besuk harinya silaturrahmi dengan keluarga disana.
Mbah klaten pulang, dan ternyata sebelum sampai rumah sudah terlihat sakit, sehingga langsung ke rumah sakit tegalyoso dan setelah diperiksa dokter diharuskan opname. tetapi kami tidak bisa menengok mbah putri yang sakit karena tiket yang ke Jakarta sudah kami beli jauh2 hari. Sebelum kembali ke Jakarta kami sempatkan makan bareng keluarga di rumah makan di Pati dan Jalan2 di tempat perbelanjaan sambil cari oleh2 untuk di bawa kembali ke Jakarta. Kami diantar sekeluarga ke tempat Bus yang akan mengantarkan kami ke Jakarta. Perjalanan ke Jakarta kami tempuh dengan lancar tanpa halangan sesuatu apapun walaupun sempat macet kami sampai di terminal lebak bulus jam 6 pagi. sesampainya di jakarta kita harus kembali ke aktivitas kita dan tunggu lebaran tahun depan lagi... insyaallah.